Sendratari

Sendratari merupakan singkatan dan perpaduan dari seni, drama dan tari. Di Bali, pertunjukan kesenian ini biasanya bersifat kolosal yang melakonkan sejarah para raja, budaya, satua atau cerita yang cukup dikenal dikalangan rakyat Bali dengan menggunakan beberapa dalang dalam setiap pementasannya.

Sejarah kesenian sendratari Bali ini seperti yang dikutip dalam penjelasan Babad Bali, sendratari memiliki banyak lakon atau cerita yang diciptakan oleh para seniman Bali seperti lelakon berikut ini :
  • Jayaprana
  • Rajapala
  • Sampik Ingtai
  • Arya Bebed
  • Kebo Iwa
  • Ramayana
  • Mahabarata, dll
Lakon Jayaprana adalah awal mula dari sejarah kesenian sendratari ini,  menceritakan sebuah legenda dari buleleng yang diciptakan oleh Bapak I Wayan Beratha pada tahun 1961.

Dan beliau juga pencipta Sendratari Ramayana pada tahun 1965 seperti yang dikutip dari Workshop dan Ekspresimentasi Tari Bentara Budaya Bali, Bale Bengong, Sendratari Ramayana yang diciptakan ini memiliki konsep yang menyatu dengan alam dan pertama kali pementasannya sebagai pertunjukkan kolosal karena melibatkan banyak penari dan kesemuanya anak-anak dan untuk tari pendet saja dalam pergelaran ini menampilkan 40 orang penari.

***
Gamelan dan musik pengiring
dalam pementasan pertama kali Sendratari
Menurut swecaputra dalam blog ISI Denpasar, kesenian sendratari ini mulai dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali untuk pertama kali pada tahun 1979.

Pada waktu itu sendratari dipentaskan oleh SMKI dengan mempergunakan cerita Mahabrata yang mengambil judul “Sayembara Dewi Ambara”, iringan musik atau gamelannya memakai 2 jenis barungan gamelan yaitu
  1. Gamelan Gong Gede 
  2. Semar pegulingan. 
Bentuk garapan seperti ini dipentaskan setiap tahun sekali, dengan demikian dari tahun ke-tahun, cerita-cerita yang dipergunakan  sebagai garapan sendratari semakin berkembang dan bertambah unik dengan berbagai bentuk adegan, otomatis iringannya pun bertambah dari 2 barungan gamelan menjadi 3 barungan.
Melihat dari pengalaman tersebut di atas, untuk menghemat tenaga maka timbul ide dari Bapak Wayan Beratha untuk membuat satu jenis barungan gamelan lagi yang diberi nama Gong Smara Dhana. Pemberian nama ini tidak bersumber pada salah satu buku, lontar atau prasasti, melainkan timbul dari hati nuraninya sendiri dalam pementasan kesenian sendratari.
***
Sendratari "Nawa Ratna Giri Panida"
Bali Art Festival, 2011