Gamelan Gong Gede

Gamelan Gong ini dinamakan Gong Gede (besar) karena memakai sedikitnya 30 (tiga puluh) macam instrumen berukuran relatif besar (ukuran bilah, kendang, gong dan cengceng kopyak adalah barung gamelan yang terbesar yang melibatkan antara 40 (empat puluh) - 50 (lima puluh) orang pemain, demikian dikutip dari artikel Arya Tangkas Kori Agung, Gong Gede.

Sebagai seni karawitan, dijelaskan dalam kutipan artikel ISI Denpasar, Gamelan Gong Gede merupakan perpaduan unsur-unsur budaya lokal yang sudah terakumulasi dari masa ke masa.

Unsur budaya Bali tercermin pada penggunaan instrumen dari perangkat gamelan Bali dan busana yang dipergunakan oleh para penabuh (jero gamel).

Budaya lokal tampak pada penggunaan tradisi-tradisi Bali seperti :
  • Tabuh-tabuh yang memakai laras pelog dan sesaji
  • Para penabuhnya didominasi dengan memakai kostum penabuh seperti ; ikat kepala (udeng) dipakai warna hitam, bajunya dipakai warna putih disisinya memakai safari hitam berisi simbol, memakai saput orange, dan ditambah dengan membawa keris atau seselet. Istilah jero gamel tidak jauh berbeda dengan juru gamel.
Kalau dilihat dari fungsinya semuanya ini berarti tukang gamel, yang sudah melekat sebagai bagian dari identitas diri seseorang. Instrumen Bentuk instrumen gamelan Gong Gede ada dua jenis yakni :
  1. Berbentuk bilah
  2. Berbentuk (moncol). 
Menurut Brata, instrumen yang berbentuk bilah ada dua macam : bentuk bilah bulig, dan bilah mausuk. Bentuk bilah bulig bisa disebut dengan : metundun klipes, metundun sambuk, setengah penyalin.

Untuk instrumen yang berbilah seperti bilah metundun klipes, metundun sambuk, setengah penyalin dan bulig terdapat dalam instrumen gangsa jongkok penunggal, jongkok pengangkem ageng, dan jongkok pengangkep alit (curing).

Instrumen-instrumen ini bilahnya dipaku atau sering disebut dengan istilah gangsa mepacek. Sedangkan bentuk bilah yang diistilahkan merai, meusuk, dan meakte terdapat pada instrumen pengacah, jublag, dan jegogan. Instrumen-instrumen ini bilahnya digantung yaitu memakai tali seperti jangat.

Instrumen yang bermoncol dapat dikelompokan menjadi dua yakni :
  1. Moncol tegeh (tinggi)
  2. Moncol endep (pendek). 
Contoh instrumen yang berpancon tinggi seperti; riyong ponggang, riyong, trompong barangan, dan tropong ageng (gede). Sedangkan instrumen yang berpencon pendek (endep) antara lain kempli, bende, kempul, dan gong.

Begitu juga halnya dengan bentuk reportoar gending Gong Gede di Pura Ulun Danu Batur, berbentuk lelambatan klasik yang merupakan rangkaian dari bagian-bagian gending yang masing-masing mempunyai bentuk urutan sajian.

Adapun urutan dari bagian-bagian bentuk reportoar gending dari masing-masing bentuk reportoar adalah sebagai berikut :
  1. Gending gilak (gegilakan) terdiri dari bagian gending-gending kawitan dan pengawak. 
  2. Gending tabuh pisan terdiri dari bagian gending kawitan, pengawak, ngisep ngiwang, pengisep, dan pengecet. 
  3. Gending tabuh telu, terdiri dari bagian gending kawitan dan pengawak. Bentuk reportoar gending tabuh pat, tabuh nem, dan tabuh kutus mempunyai bagian gending yang sama yaitu kawitan (pengawit), pengawak, pengisep (pengaras), dan pengecet.
  4. Gending pengecet terdapat sub-sub bagian gending yang urutan sajiannya adalah kawitan, pemalpal, ngembat trompong, pemalpal tabuh telu, pengawak tabuh telu. Alternatif yang lain dari susunan sajian sub bagian gending dalam pengecet ini adalah kawitan, pemalpal, ngembat trompong, dan gilak atau gegilakan. 
Bentuk reportoar gending Gong Gede dapat ditentukan oleh jumlah pukulan kempul dalam satu gong, misalnya tabuh pat terdapat empat pukulan kempul dalam satu gongan pada bagian gending pengawak dan pengisap. Demikian juga pada bentuk-bentuk gending tabuh pisan (besik), tabuh telu, tabuh nem dan tabuh kutus. 

Disebutkan pada Pesta Kesenian Bali untuk pertama kali pada tahun 1979, Gamelan Gong Gede mengiringi sendratari dipentaskan oleh SMKI dengan cerita Mahabrata yang mengambil judul “Sayembara Dewi Ambara”, salah satu iringan musik atau gamelannya memakai Gamelan Gong Gede.
 ***
Gong Gede : Tabuh Lelambatan.
Musik Tradisional Bali.