Arja sebagai kesenian Tradisional Bali, disebutkan awalnya muncul kira - kira pada tahun 1920 yang diperankan oleh para laki - laki. Tema yang biasanya digunakan dalam arja bisanya mengambil lakon sejarah / kisah - kisah, drama kontemporer maupun cerita cinta. Demikian sejarah arja yang dikutip dan diterjemahkan dari Arja, Balinesedance.
Berbeda dari kesenian tradisional Bali lainnya, ciri khas arja dalam setiap video pementasannya terlihat kesenian arja ini disamping memiliki petuah ajaran kebaikan, lelucon, dagelan, tarian dan seni drama yang tidak kalah dengan kesenian bali lainnya, arja juga selalu menonjolkan nyanyian seperti kekawin atau kidung - kidung tradisional Bali dan juga busana yang digunakan pun pakaian adat Bali lengkap. Sedangkan musik atau gamelan sebagai pengiring dalam kesenian ini disebutkan dalam babad bali, arja pada mulanya Arja hanya menggunakan gamelan Geguntangan, namun kira-kira sejak beberapa tahun dalam perkembangan selanjutnya Arja diiringi dengan gamelan gong kebyar.
Guna - Guna Obat Stres,
Salah satu tema dalam cerita, Satua Bali arja Kunik
yang di kutip dari artikel pementasan arja sakral dalam
***
I Limbur Ngalih Guna
***
Pada suatu hari sang raja akan mengadakan judi sabung ayam. Berita tersebut tersebar di seluruh negeri. Para bebotoh ternama baik golongan ksatria maupun sudra hadir dalam arena judi tersebut. Tidak ketinggalan pedagang beramai-ramai untuk menjual berbagai barang dagangannya. Ketika sabung ayam berlangsung, I Limbur menjual nasi dan guling kuluk, lalu datang keempat putri raja yang menjual bunga-bunga dan semua barang yang dijual putri raja laku terjual, sementara barang dagangan I Limbur tidak ada yang laku terjual. Karena saking malunya, I Limbur menghadap ayahnya agar dicarikan guna-guna supaya laris dalam berdagang. Namun ayahnya tidak mau mencarikan I Limbur guna-guna. Lalu I Limbur pergi ke hutan membuang dirinya. Karena ayahnya kasihan terhadap anaknya I Limbur, ia mencari anaknya ke tengah hutan dan bertemu di hutan. Dalam pertemuan itu I Limbur berkata dirinya siap pulang jika dicarikan guna-guna,” katanya. “Nanti ayah akan carikan guna-guna setelah sampai di rumah,” kata ayahnya. Mereka pulang bersama dan ayahnya mencarikan I Limbur guna-guna pada Pekak Senggu Pret. Setelah mendapatkan guna-guna, I Limbur bisa sembuh dari stresnya, dan kembali berjualan. Disamping kesenian arja ini bersifat sakral dalam upacara yadnya sebagai warisan budaya Bali, sampai saat ini juga pementasannya sering terlihat dalam acara - acara hiburan dalam perayaan hari raya, acara - acara adat besar dan juga pesta kesenian Bali yang diadakan baik di Gedung Ksirarnawa maupun di Arda Chandra Art Center Denpasar Bali setiap tahun sekali. |
|